
Kepala BNN Akan Kolaborasi dengan TNI–Polri hingga Bea Cukai Berantas Narkoba
Pelantikan dan Pernyataan Komitmen Kepala BNN
suluhnusantara.org – Pada Senin, 25 Agustus 2025, Irjen Suyudi Ario Seto resmi menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Dalam pernyataan pertamanya, Irjen Suyudi menegaskan bahwa pemberantasan narkoba akan dilakukan lewat kolaborasi lintas lembaga seperti BIN, TNI, Polri, Bakamla, dan Bea Cukai. Ia menyebut upaya gabungan ini adalah bentuk “perang nyata” melindungi generasi muda dari ancaman narkotika.
Komitmen ini bukan sekadar pernyataan simbolis. Sinergi ini dirancang untuk memperkuat operasi intelijen dan penindakan, terutama terhadap jaringan kriminal terorganisir, serta mencegah masuknya narkoba ke wilayah negeri secara efektif dan sistemik.
Sebagai jenderal dengan rekam jejak di bidang reserse (lulusan Akpol 1994 dan eks-Kapolda Banten), Suyudi punya pengalaman kuat dalam penegakan hukum kompleks, sehingga keputusannya untuk menggalang kolaborasi multi-institusi ini dianggap sangat strategis.
Kolaborasi Instansi: Aksi Nyata Lawan Narkotika
Kolaborasi antara BNN dengan berbagai instansi bukan gagasan baru, tapi Suyudi menegaskan bahwa sinergi ini akan ditingkatkan intensitasnya dan diperluas ke berbagai level operasional.
Bea Cukai menunjukkan jejak keberhasilan luar biasa dalam deteksi narkoba. Misalnya, pada periode April–Juni 2025, Bea Cukai menangani 172 kasus Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor (NPP) dengan total barang bukti mencapai 683,9 kg sabu, ganja, ekstasi, THC, amfetamin, dll. Pada Januari–Mei 2025, mereka menggagalkan 6,46 ton narkoba masuk ke Indonesia—nyaris sama dengan total sepanjang 2024.
Kolaborasi juga sudah terbukti lewat operasi gabungan, seperti pengungkapan 2 ton sabu melalui penangkapan Kapal Sea Dragon Tarawa hasil aksi bersama BNN, Bea Cukai, TNI AL, dan Polri. BNN bahkan memberikan penghargaan kepada Bea Cukai atas kinerja dan integritas dalam pengungkapan besar ini.
Tiga Pilar Kolaborasi – Strategi Lawan Sindikat Narkoba
Peran strategis setiap institusi dalam sinergi anti-narkoba memberikan pendekatan holistik:
1. Intelijen dan Keamanan – BIN, TNI, Polri
-
Memperkuat deteksi dini terhadap jalur penyelundupan dan jaringan sindikat melalui operasi intelijen dan patroli.
-
Contoh operasi yang melibatkan KRI dan tim patroli berhasil menggagalkan kapal narkoba di perairan Selat Malaka.
2. Penindakan dan Hukum – Polri dan BNN
-
BNN berperan dalam penyidikan dan pemrosesan kasus narkotika, sementara Polri bertindak sebagai penegak utama hukum kriminal.
-
Fokus penguatan unit reserse dan pemusnahan barang bukti jadi bagian dari rangkaian tindakan tegas terhadap pengedar.
3. Pengawasan Perbatasan – Bea Cukai & Bakamla
-
Bea Cukai memperluas pengawasan tidak hanya di bandara dan pelabuhan, tapi juga jalur domestik seperti ekspedisi darat.
-
Data teknologi seperti mobile X-ray dan patroli laut dari Bakamla menjadi pencegahan kunci untuk menyetop jalur masuk narkoba lintas batas negara.
Tantangan Operasional dan Strategi Ke Depan
-
Ancaman Transnasional & Teknologi Canggih
-
Sindikat narkoba semakin pintar menggunakan modus canggih: dari pengiriman tersembunyi hingga penggunaan kurir digital. Sinergi BNN dgn instansi lain harus terus adaptif.
-
-
Koordinasi & Sinkronisasi Prosedur
-
Setiap lembaga memiliki alur hukum dan SOP berbeda. Efektivitas kolaborasi tergantung pada integrasi data intelijen, pelaporan cepat, dan prasarana pendukung—termasuk penyediaan armada laut bersama.
-
-
Edukasi dan Pencegahan Publik
-
Selain penindakan, sinergi dengan masyarakat juga penting. Edukasi dan pelibatan komunitas jadi kunci agar generasi muda bisa dilindungi lebih luas dari bahaya narkoba.
-
-
Penguatan Wilayah Rawan
-
Fokus perbatasan, lapangan udara, pelabuhan, dan jalur darat domestik jadi wilayah penguatan prioritas. Kolaborasi intens di wilayah-wilayah seperti Kepri, Sumut, Jatim, dan Sulawesi Barat sudah dirancang melalui mekanisme Desk P4GN dan task force daerah.
-
Penutup – Perang Terhadap Narkoba Jadi Lebih Kokoh
Dengan Irjen Suyudi Ario Seto memimpin, BNN mengusung strategi kolaborasi yang mengokohkan front pemberantasan narkoba—melibatkan BIN, TNI, Polri, Bea Cukai, hingga Bakamla. Praktiknya sudah terbukti melalui pengungkapan besar sabu dan operasi laut ambisius. Namun tantangan terus berdatangan, dan kerja sama yang adaptif serta inklusif adalah kunci.
Indonesia kini berada di jalur baru perang narkoba yang lebih sistemik. Harapannya, kolaborasi antar-institusi memberi hasil nyata—mengurangi peredaran narkoba, melindungi generasi muda, dan memperkuat kedaulatan hukum nasional.