
Daftar 8 Perusahaan Raksasa yang Siap IPO Semester II/2025
suluhnusantara.org – BEI mencatat ada delapan perusahaan berskala besar—dengan aset di atas Rp 250 miliar—yang masuk pipeline IPO pada semester II/2025. Mayoritas berasal dari sektor keuangan, transportasi & logistik, basic materials, hingga kesehatan.
Dari laporan BEI, investor sudah bisa bersiap menyambut gelombang emiten baru. Masuknya perusahaan-perusahaan ini ke bursa diharapkan dapat memperkuat struktur pasar dan menarik minat lebih banyak investor.
Menariknya, salah satu yang mencuri perhatian adalah anak usaha dari grup milik Haji Isam (Jhonlin Group), yang dikabarkan sedang dipersiapkan IPO dalam waktu dekat.
Siapa Saja Perusahaan yang Akan IPO?
Selain anak usaha Haji Isam, ada beberapa nama lain yang disebut bakal melantai di akhir 2025:
-
Anak usaha MDKA (Merdeka Copper Gold) – Proyek tambang emas Pani di Gorontalo yang punya cadangan besar lebih dari 7 juta ounces dan produksi diharapkan mencapai 140.000 ounces per tahun. Saat ini sudah di registrasi OJK tahap dua.
-
Grup Harum Energy—juga diprediksi akan IPO sebagai bagian dari konsolidasi baru.
-
Anak usaha Haji Isam—dikenal luas di industri sawit dan hilirisasi, siap angkat bendera di gelombang IPO berikutnya.
-
PHE (Pertamina Hulu Energi) dan PIS (Pertamina Internasional Shipping), yang bisa jadi wakil industri energi dan logistik.
-
Vidio Dot Com—platform digital yang terus bertumbuh di ranah konten online.
-
Orang Tua Group, salah satu pemilik brand konsumer besar di Indonesia.
Walau delapan perusahaan memang disebut akan mencatatkan IPO, hanya sebagian saja yang dijabarkan secara eksplisit oleh sumber BEI dan Kontan. Dipastikan bahwa kesemuanya merupakan perusahaan dengan skala aset besar, punya potensi pertumbuhan tinggi dan siap menyasar investor publik.
Fokus pada Anak Usaha Haji Isam – Jhonlin Agro Raya
Anak usaha milik Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), sebelumnya memang direncanakan IPO di tahun-tahun sebelumnya. Emiten ini bergerak di sektor hilirisasi sawit yang terintegrasi dan pernah menargetkan dana IPO sekitar Rp 366–367 miliar dari pelepasan saham sekitar 15,3% kepemilikan.
Pada IPO tersebut, JARR sudah merencanakan:
-
Menghimpun dana sekitar Rp 366,5–366,9 miliar.
-
Alokasi 21% untuk pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) dan 79% untuk modal kerja (pembelian TBS, CPO, dll.).
-
Bahkan saat melantai di BEI, harga saham langsung melonjak hingga 24,67% di hari pertama—performa yang menggoda investor.
Meski IPO JARR sudah terjadi, momentum baru muncul dari kabar dugaan listing entitas baru dari grup yang sama, masuk dalam pipeline IPO besar di 2025—menambah kilauan nama Haji Isam di pasar modal.
Tren IPO Perusahaan Besar dan Dampaknya ke Pasar Modal
IPO perusahaan besar—termasuk anak usaha konglomerasi—bukan sekadar ajang fundraising. Ini juga dampak psikologis kuat:
-
Menambah level kredibilitas bursa: Masuknya nama-nama besar menunjukkan pasar modal jadi pilihan strategis pendanaan.
-
Likuiditas meningkat: Saham emiten besar bisa menarik band investor ritel dan institusi.
-
Diversifikasi sektor: Sektor tambang, energi, konsumsi hingga digital terwakili.
-
Stimulus ekonomi industri: Modal segar bisa mendorong ekspansi produksi, hilirisasi, atau digitalisasi.
BEI bahkan membidik beberapa perusahaan masuk dalam kelompok “lighthouse” (kapitalisasi pasar > Rp3 triliun dan free float minimal 15%)—dan dari delapan perusahaan pipeline ini, beberapa punya potensi masuk kategori tersebut.
(Penutup): Siap-Siap IPO Ini Bisa Jadi Game-Changer di Bursa
Gelombang IPO dari delapan perusahaan besar termasuk anak usaha Haji Isam bukan sekadar listing saham biasa. Ini momentum untuk mengukur kepercayaan investor, mendiversifikasi sektor, dan mengerek pertumbuhan pasar modal Indonesia.